Pedoman Melatih dan Berlatih PSHT UNIKAMA

Posted in Sabtu, 11 Mei 2013
by DEDI IRAWAN


Di PSHT ADA 7 TINGKATAN
1. POLOS
2. JAMBON/PINK
3. HIJAU
4. PUTIH SABUK
5. PUTIH MORI (Warga tingkat 1/Pendekar)
6. WARGA TINGKAT II
7 WARGA TINGKAT III

Melatih dan berlatih dibagi menjadi tiga tahapan yaitu :
1. Tahapan Persiapan
2. Tahapan Penyajian
3. Tahapan pendalaman
1. Tahapan Persiapan

Tahap persiapan adalah suatu masa untuk mempersiapkan berlangsungnya latihan. Tahap persiapan meliputi 4 hal yaitu sebagai berikut :

1. APA: - Materi dan perlengkapan latihan
2. SIAPA : - Pelatih dan siswa
3. DI MANA : - Tempat latihan
4. KAPAN: - Waktu latihan



Materi Latihan
Materi latihan dalam Persaudaraan Setia Hati Terate meliputi :
1.      Materi latihan Inti, terdiri dari :
Pelajaran Dasar
Senam Masal
Senam Dasar
Jurus
Pasang
Belaan Kuncian
Belaan Belati
Senam Toya
Jurus Toya.
2.    
 
Materi Latihan Teknik dan Taktik, terdiri dari :
Materi latihan teknik pencak silat
Materi latihan taktik pencak silat
Langkah
Pola Langkah
Pola sambut
Penggunaan Pasang
Teknik jatuhan

 Sambung.
3. Materi latihan Fisik
4. Materi latihan Kerohanian/ Ke-SH-an
5. Materi latihan Pernafasan




JURUS TUNGGAL BAKU
Pada Kongres PERSILAT tahun 1998, Jurus Tunggal Baku ditetapkan menjadi salah satu kategori yang dipertandingkan. Jurus ini disusun oleh tim yang anggotanya terdiri dari pakar pencak silat dari empat negara pendiri PERSILAT, yaitu:

* IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)

* PERSISI (Persekutuan Silat Singapura)

* PESAKA (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia)

* PERSIB (Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam)


Seluruh gerak yang terdapat di dalam jurus ini diharapkan dapat mewakili gerak pencak silat yang sudah disepakati sebagai beladiri asli dari kawasan Asia Tenggara. Di samping itu dengan adanya rangkaian jurus standar internasional ini dapat pula digunakan sebagai sarana pemersatu seluruh insan pencak silat.

Peraturan Pertandingan Pencak Silat Antarabangsa yang telah ditetapkan dalam Rapat Teknik PERSILAT pada tanggal 26 September 1998 tersebut tidak boleh diubah oleh lembaga organisasi apapun kecuali oleh PERSILAT dan harus diikuti serta dilaksanakan oleh seluruh anggotanya, termasuk Indonesia sebagai salah satu Anggota Pendiri PERSILAT.

Namun, disebabkan Peraturan Pertandingan PERSILAT tersebut dirasakan masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu dijelaskan secara lebih rinci dalam teknis pelaksanaannya, maka pada MUNAS IPSI X yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 16 – 18 September 1999 disepakati perlunya diberikan penjelasan-penjelasan yang tidak mengubah secara prinsip peraturan pertandingan tersebut. Oleh sebab itu, maka Penjelasan Peraturan Pertandingan ini juga bersifat mengikat serta harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia dan semua jajarannya. Di bawah ini akan diuraikan peraturan tentang pertandingan pencak silat Antarabangsa kategori TUNGGAL yang diambil dari Penjelasan Peraturan Pertandingan hasil Munas.


Read more

ANGGOTA PSHT UNIKAMA TAHUN 2012

Posted in
by DEDI IRAWAN

1 Busamat, S.Pd
2 Higino C. Salsinha, SS
3 Riza Septian Arisandy A. 
4 Dedi Irawan
5 Ainul Yakin
6 Wendi Purwo Cahyono
7 Rio Fidiantoro
8 Intan
9 Probo Aryo Bismoko
10 Dian
11 Edwin Latif
12 Okta
13 Reza Bagus
14 Agus Cahyono
15 Budi Rio
16 Raden Danar Bhakti Kusuma
17 Mimin
18 Indro
19 Candra Irawan
20 Rahayu Setiana
21 Wahyu Pujo Lestari
22 Bagus
23 Sisto De Araujo
24 Eko
25 Rozim
26 Fazri
27 Fredo
28 Wasis 
29 Novi Bayu Triwibowo
30 Laili Nur Hidayah
31 Ringgi Fajar S. 
32 Syukri
33 Niken Apriliana
34 Alfan

Read more

KATA BIJAK PSHT UNIKAMA

Posted in
by DEDI IRAWAN



Mohon dapat dipahami,hayati dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari

Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)

Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli (Bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih; Cepat tanpa harus mendahului; Tinggi tanpa harus melebihi)

Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).

Sepira gedhining sengsara yen tinampa among dadi coba (seberat apapun cobaan yang diterima manusia jika dijalani dengan lapang dada akan diperoleh hikmah yang tidak terkira.)

Sak apik-apike wong yen aweh pitulungan kanthi dhedhemitan (Sebaik-baiknya manusia jika memberikan pertolongan dengan ikhlas tanpa pamrih dan tidak perlu diketahui orang lain).

Aja waton ngomong ning ngomong kang ngango waton (jangan suka berbuat jelek pada sesama berbuatlah kebajikan pada sesama).

Aja seneng gawe ala ing liyan, apa alane gawe senenge liyan (jangan suka mencelakakan orang lain, tidak ada jeleknya membuat senang orang lain).

Aja sok rumangsa bisa, nanging sing bisa rumangsa (jangan merasa diri paling super, tapi sadar diri dan sadar akan keberadaan orang lain).

Ngundhuh wohing pakarti, sapa nandur bakal ngundhuh (segala darma pasti akan berubah, apapun perbuatan yang kita lakukan pasti akan kembali pada diri kita sendiri).

Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).

Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo Artine (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat)

Read more
Copyright 2010 @ UKM PSHT UNIKAMA